Dukungan untuk Remaja: Perspektif Islam bagi Orang Tua
Dukungan untuk remaja - Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa salah satu hal terbaik yang bisa Ayah/Bunda berikan pada anak remaja adalah dengan sekadar menyediakan waktu untuk mereka. Pemberian waktu dan perhatian ternyata lebih bernilai dibandingkan dengan segala benda materi yang mungkin diberikan.
Sebagai orang tua, kehadiran kita harus terasa bagi anak terutama bagi yang mulai beranjak dewasa. Hal ini mencakup minat aktif terhadap kegiatan mereka, seperti hadir di acara olahraga atau fungsi sekolah, dan berusaha melibatkan mereka dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak mereka ke masjid atau berkumpul dengan keluarga.
Meskipun mungkin sulit tergantung pada jumlah anak yang kita miliki, upaya untuk menyediakan waktu khusus untuk beraktivitas bersama satu lawan satu sangatlah penting, di mana perhatian kita sepenuhnya diberikan pada mereka. Jika anak remaja ingin berbicara dan Ayah/Bunda tengah sibuk, cobalah untuk menghentikan apa yang sedang dilakukan dan berikan waktu untuk mendengarkan mereka.
Dalam sebuah hadis panjang, terkandung sebuah pelajaran penting:
Awn Abu Juhayfah meriwayatkan bahwa Nabi (shalallahu 'alaihi wa sallam) menjalin tali persaudaraan antara Salman dan Abu Dardaa'. Ketika Salmaan berkunjung ke rumah Abu Dardaa', ia melihat Umm Dardaa' terlihat tidak terurus. "Ada apa denganmu?" tanyanya. Umm al-Dardaa' menjawab, "Saudaramu, Abu'l-Dardaa', tidak memiliki minat dalam dunia ini."
Baca Juga: Konsep Pendidikan dalam Islam
Ketika Abu Dardaa' datang dan membuat makanan untuk Salmaan, meskipun Salman mengatakan bahwa ia sedang berpuasa, Abu Dardaa' bersikeras agar Salman makan. Saat malam tiba, Abu Dardaa' pergi untuk shalat, namun Salmaan menyarankan agar ia tidur. Begitu Abu Dardaa' tertidur sebentar, ia bangun untuk shalat lagi, dan Salmaan kembali menyarankan agar ia tidur.
Ketika malam mendekati akhirnya, Salmaan menyarankan untuk bangun. Setelah mereka berdua melakukan shalat, Salman menyampaikan pesan: "Tuhanmu memiliki hak atasmu, dirimu memiliki hak atasmu, dan keluargamu memiliki hak atasmu. Berikan hak masing-masing yang dimilikinya."
Abu'l-Dardaa' kemudian menceritakan pengalamannya ini kepada Nabi (shalallahu 'alaihi wa sallam), dan Nabi pun mengatakan, "Salman berkata yang benar."
Dari cerita di atas, kita dapat melihat hak-hak yang diberikan Islam kepada keluarga. Islam mengajarkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki hak dan tanggung jawab masing-masing. Tidak hanya hak Allah yang harus dihormati, tetapi hak diri sendiri dan hak keluarga juga harus diperhatikan.
Nyatanya, salahsatu alasan mengapa remaja (dan anak-anak pada umumnya) berperilaku buruk adalah karena itu menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian dari orang tua mereka yang sibuk. Anak-anak yang merasa diabaikan mungkin akan bersikap nakal hanya untuk mendapatkan sejumput perhatian dari orang tua. Meskipun terdengar sederhana, bahkan bentuk teguran atau hukuman dapat dianggap sebagai hadiah bagi anak-anak yang merasa kekurangan perhatian.
Jadi, sebagai orang tua, kita diajak untuk merenung tentang bagaimana memberikan perhatian yang berkualitas kepada anak-anak kita. Ini tidak hanya tentang waktu yang kita habiskan bersama mereka, tetapi juga tentang kualitas perhatian tersebut. Memahami hak dan kebutuhan setiap anggota keluarga, seperti yang diajarkan oleh Islam, dapat menjadi panduan berharga dalam membangun hubungan yang kuat dan harmonis di antara kita.