Cara Tepat Menambahkan Riwayat Pendidikan di Dapodik: Dari SD Sampai S.1
Cara menambah riwayat pendidikan di dapodik - Bapak/Ibu guru mungkin pernah merasa bingung saat mengisi riwayat pendidikan di aplikasi Dapodik. Sekilas terlihat sederhana, tapi ternyata ada detail kecil yang kalau terlewat bisa bikin data tidak sinkron, bahkan berpotensi memengaruhi proses administrasi seperti PPG. Nah, supaya tidak salah langkah, mari kita bahas pelan-pelan bagaimana cara input yang benar, mulai dari SD sampai ke jenjang S.1.
Akses Dapodik dengan Login yang Tepat
Untuk mengubah atau menambahkan data riwayat pendidikan, Bapak/Ibu bisa masuk ke Aplikasi Dapodik yang terbaru dengan dua cara:
- Login PTK langsung dari beranda Dapodik dengan memasukkan akun dapodik masing-masing, jika belum memilikinya maka minta langsung pada operator sekolah.
- Login sebagai tukar pengguna lewat menu pengaturan, kemudian masukkan kode registrasi (untuk kode registrasi bisa diminta ke dinas pendidikan jika yang lama sudah tidak berlaku atau hilang)
Setelah berhasil masuk ke aplikasi dapodik, maka coba Bapak/Ibu cari data GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan), pilih nama Bapak/Ibu, lalu klik Ubah.
Menambahkan Riwayat Pendidikan SD sampai SMA
Begitu masuk ke menu Data Guru, klik bagian Riwayat Pendidikan Formal. Nah, di sinilah kita akan mulai mengisi perjalanan sekolah kita dari SD sampai SMA/SMK.
1. Untuk Jenjang PAUD, SD, dan SMP
Di kolom Bidang Studi, cukup tulis Umum.
Kenapa Umum? Karena memang di jenjang ini belum ada pembagian jurusan seperti IPA/IPS atau keahlian tertentu. Jurusan atau fakultas bisa dikosongkan saja.
Langkah berikutnya:
- Isi Nama Sekolah sesuai yang tertera di ijazah (usahakan penulisan sama persis, termasuk tanda baca, biar rapi dan konsisten di database).
- Masukkan Tahun Masuk dan Tahun Lulus. Pastikan sesuai fakta, karena ini nanti mempengaruhi validasi data.
- Isi NISN jika ada. Kalau lupa, bisa cek di website resmi NISN atau tanyakan ke sekolah lama.
- Masukkan Nilai Akhir sesuai ijazah. Penting: Gunakan titik, bukan koma. Contoh: tulis 32.45, bukan 32,45.
- * Gelar akademik untuk SD-SMP memang tidak akan muncul, jadi cukup pilih opsi paling atas di kolom ini.
Pengalaman pribadi: Saya pernah bantu rekan guru yang nilainya sudah benar tapi tidak tersimpan, ternyata penyebabnya cuma karena pakai koma. Sepele, tapi bikin ulang kerjaan.
2. Untuk SMA atau SMK
Nah, di sini mulai ada perbedaan karena sudah ada jurusan yang jelas.
Pilih jurusan sesuai ijazah:
- SMA: IPA, IPS, Bahasa, atau jurusan lainnya.
- SMK: Keperawatan, Perkebunan, Kelautan, Teknik Mesin, dsb.
Setelah jurusan terpilih, masukkan Nama Sekolah, Tahun Masuk–Lulus, NISN (jika ada), dan Nilai Akhir (lagi-lagi, ingat: titik, bukan koma).
Tips praktis: Kalau ragu jurusan yang harus dipilih, lihat di bagian “Program Keahlian” atau “Jurusan” di ijazah. Sistem Dapodik biasanya punya daftar jurusan standar, jadi jangan asal ketik biar tidak muncul error “jurusan tidak terdaftar”.
Input Riwayat Pendidikan S.1
Cara menambah riwayat pendidikan di dapodik untuk S.1 caranya sedikit berbeda. Prosesnya dilakukan secara online melalui situs PTK Datadik Kemdikbud, Bapak/Ibu bisa akses laman: ptk.datadik.kemdikbud.go.id.
Kenapa harus input manual secara online? Karena data S.1 perlu terhubung langsung dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) agar kampus, prodi, dan fakultas terdeteksi dengan benar.
Langkahnya:
- Login ke akun PTK dan masukkan user dapodik yang terdaftar.
- Kemudian klik menu Pendidikan.
- Lalu klik titik tiga yang ada di pojok kanan riwayat pendidikan.
- Klik Tambah Riwayat Pendidikan.
- Isi dengan keadaan riil pada ijazah Bapak/Ibu.
- Pilih jenjang S.1, lalu cari nama kampus.
- Pilih fakultas dan bidang studi sesuai ijazah. Misalnya S.1 Bahasa Inggris → pilih “Bahasa Inggris”, bukan yang lain.
- Sesuaikan Jenis PTK dengan kualifikasi pendidikan yang tertera (sekali lagi) diijazah Bapak/Ibu, misalnya guru kelas, guru PAUD, atau guru mata pelajaran.
- Tentukan apakah jalurnya pendidikan atau non-pendidikan.
- Pilih gelar yang sesuai (kalau tidak ada singkatan yang pas, scroll sampai menemukan daftar gelar lengkap).
- Masukkan tahun masuk, tahun lulus, NIM, dan IPK (ingat ya Bapak/Ibu, pakai titik, bukan koma).
- yang terakhir klik Simpan.
- Tunggu 2x24 jam, kemudian tarik data dari aplikasi dapodik.
- InsyaAllah, data riwayat pendidikan S.1 Bapak/Ibu akan masuk ke aplikasi secara otomatis.
Catatan: Kalau ada kesalahan pada prodi atau nama kampus, data harus dihapus lalu ditambahkan ulang. Untuk S2, prosesnya lebih fleksibel dan bisa ditambahkan di Dapodik langsung.
Tips Supaya Data Aman dan Benar
Banyak orang menganggap input data itu pekerjaan remeh, padahal sedikit saja salah ketik bisa bikin masalah besar. Terutama kalau data ini dipakai untuk proses penting seperti sertifikasi, pencairan dana, atau validasi dokumen resmi. Berikut tips yang bisa Bapak/Ibu terapkan supaya data tetap aman dan akurat.
1. Gunakan titik, bukan koma pada nilai atau IPK
Ini sering disepelekan. Format penulisan angka di sistem biasanya mengikuti standar tertentu. Kalau Bapak/Ibu menulis 3,50 dengan koma, bisa jadi sistem akan menganggap itu “3” saja atau malah error. Gunakan format yang benar, misalnya 3.50 dengan titik, supaya data tersimpan tanpa masalah.
2. Cek ulang tahun masuk dan tahun lulus
Kesalahan ini biasanya terjadi karena terburu-buru atau salah mengetik angka. Bayangkan kalau di data tertulis lulus tahun 2028 padahal sekarang masih 2025, pasti akan jadi tanda tanya besar. Pastikan tahun masuk dan lulus sesuai dokumen resmi seperti ijazah atau SK.
3. Pastikan jurusan dan bidang studi sesuai dengan ijazah
Bapak/Ibu mungkin merasa hafal jurusan sendiri, tapi kadang penulisan resmi di ijazah berbeda dari yang kita ucapkan sehari-hari. Misalnya di percakapan kita bilang “Teknik Sipil”, tapi di ijazah tertulis lengkap “Program Studi Teknik Sipil Bidang Transportasi”. Pastikan nama di data sesuai dokumen resmi, supaya tidak perlu revisi di kemudian hari.
4. Jangan menunda input data
Semakin lama ditunda, semakin besar risiko lupa detail informasi yang benar. Apalagi kalau data ini menyangkut proses sertifikasi guru, pengajuan tunjangan, atau keperluan administrasi sekolah. Lebih baik input segera setelah dokumen siap, biar tidak dikejar deadline.
5. Simpan bukti atau screenshot setelah data berhasil tersimpan
Kadang, sistem bisa saja error di kemudian hari atau data hilang tanpa kita sadari. Dengan menyimpan bukti input (misalnya screenshot halaman konfirmasi atau cetakan PDF), Bapak/Ibu punya pegangan kuat jika sewaktu-waktu diminta membuktikan data yang diinput.
Kesimpulan
Cara menambah riwayat pendidikan di dapodik memang butuh ketelitian. Kesalahan kecil seperti penggunaan koma atau salah memilih jurusan bisa berdampak besar pada administrasi kepegawaian guru. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Bapak/Ibu bisa memastikan data pendidikan dari SD sampai S.1 tersimpan rapi, sinkron, dan siap digunakan kapan pun dibutuhkan.
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Apakah riwayat pendidikan bisa diedit setelah disimpan?
Bisa, tapi ada batasannya. Untuk jenjang S1, Bapak/Ibu hanya bisa mengubah tahun masuk dan tahun lulus. Kalau mau mengganti kampus atau program studi, caranya bukan sekadar edit, tapi harus menghapus data lama dan menginput ulang dari awal. Jadi, pastikan data awal sudah benar sebelum disimpan, biar tidak perlu kerja dua kali.
2. Kenapa gelar akademik tidak muncul untuk SD-SMP?
Memang begitu aturannya. Gelar akademik hanya berlaku untuk pendidikan tinggi (D3, S1, S2, S3). Jadi kalau Bapak/Ibu sedang input data untuk jenjang SD atau SMP, cukup pilih opsi teratas di kolom gelar. Tidak perlu bingung kalau gelarnya kosong, karena memang tidak ada yang ditampilkan.
3. Bagaimana kalau IPK di ijazah pakai koma?
Di Dapodik, format angka menggunakan titik, bukan koma. Jadi walaupun di ijazah tertulis 3,25, saat input masukkan sebagai 3.25. Kalau tetap pakai koma, biasanya data tidak akan terbaca atau malah gagal tersimpan. Ini kesalahan yang sering banget bikin orang bolak-balik edit data.