Apa Itu Tes Kemampuan Akademik (TKA)? Begini Penjelasannya!
Apa itu tes kemampuan akademik (TKA) - Pendidikan di Indonesia sedang bergerak menuju sistem evaluasi yang lebih adil dan berorientasi pada kemampuan nyata siswa. Setelah berakhirnya Ujian Nasional (UN), pemerintah berupaya mencari cara baru untuk menilai capaian belajar tanpa menekan siswa dengan angka kelulusan semata. Salah satu bentuk asesmen baru yang kini banyak dibicarakan adalah TKA atau Tes Kemampuan Akademik.
Nama ini mulai sering muncul dalam berbagai kebijakan pendidikan dan pembahasan di kalangan guru serta siswa. Meski terdengar akademis, TKA sebenarnya dirancang agar lebih “manusiawi” dibanding UN. Ia menilai bukan hanya hafalan, melainkan kemampuan berpikir, memahami, dan bernalar.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan TKA? Bagaimana bentuk pelaksanaannya? Dan apakah tes ini akan menggantikan ujian-ujian sebelumnya seperti ANBK atau Asesmen Nasional? Mari kita bahas secara lengkap dan berikut ulasannya.
Apa Itu Tes Kemampuan Akademik (TKA)?
Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah bentuk asesmen yang bertujuan mengukur kemampuan berpikir logis dan pemahaman konseptual siswa dalam bidang akademik tertentu. TKA bukanlah ujian hafalan, melainkan tes yang menilai sejauh mana siswa mampu menalar, memecahkan masalah, dan menerapkan pengetahuan dalam konteks baru.
Secara sederhana, TKA bisa disebut sebagai alat ukur kecakapan akademik yang komprehensif. Jika selama ini siswa hanya diuji berdasarkan seberapa banyak mereka mengingat rumus atau teori, maka TKA menantang mereka untuk menggunakannya secara kritis.
Dalam sistem pendidikan Indonesia, TKA juga berfungsi sebagai instrumen transisi antar jenjang pendidikan, misalnya dari SD ke SMP, dari SMP ke SMA, hingga dari SMA ke perguruan tinggi.
Tujuan dan Fungsi TKA
TKA tidak hanya mengukur nilai akademik, tetapi juga berperan sebagai bagian dari sistem seleksi dan pemetaan mutu pendidikan nasional. Setidaknya, ada tiga fungsi utama dari pelaksanaan TKA:
1. Sebagai Alat Seleksi Masuk Sekolah dan Perguruan Tinggi
TKA menjadi salah satu komponen seleksi penerimaan siswa baru di berbagai jenjang. Misalnya:
- Dari SD ke SMP,
- Dari SMP ke SMA/SMK, dan
- Dari SMA/SMK ke Perguruan Tinggi melalui jalur prestasi atau non-tes tulis tradisional.
Artinya, hasil TKA dapat menjadi bahan pertimbangan sekolah atau universitas untuk melihat kesiapan akademik calon siswa.
2. Sebagai Indikator Kesiapan Belajar
Berbeda dari ujian kelulusan, TKA tidak menentukan apakah siswa lulus atau tidak. Tes ini berfungsi sebagai tolak ukur kesiapan siswa dalam melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya. Sekolah bisa menggunakan hasilnya untuk merancang strategi pembelajaran remedial atau pengayaan.
3. Sebagai Pemetaan Mutu Pendidikan Nasional
Selain untuk siswa, hasil TKA juga berguna bagi pemerintah. Data nasional yang dihasilkan dapat membantu memetakan kualitas pendidikan di berbagai daerah, mengidentifikasi kesenjangan belajar, dan merancang kebijakan berbasis data.
Dengan begitu, TKA tidak hanya penting untuk individu, tetapi juga untuk sistem pendidikan secara keseluruhan.
Perbedaan TKA dengan Ujian Nasional (UN)
Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul adalah: Apakah TKA sama dengan Ujian Nasional?
Maka jawabannya tentu saja tidak, kegiatan ini sangat berbeda jauh dengan UN. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel perbandingan dibawah ini:
Dengan model ini, TKA lebih fokus pada pengembangan critical thinking siswa ketimbang sekadar hasil angka. Tes ini ingin menilai sejauh mana siswa dapat berpikir tingkat tinggi, bukan hanya menjawab soal hafalan.
Kapan TKA Akan Diterapkan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah merencanakan penerapan TKA secara bertahap. Berdasarkan jadwal yang telah disampaikan dalam berbagai sosialisasi, berikut tahapannya:
1. Tahun 2025 (November): Pelaksanaan perdana TKA untuk jenjang SMA/SMK sederajat.
2. Tahun 2026 (perkiraan awal tahun ajaran): Penerapan diperluas untuk jenjang SD dan SMP.
Artinya, mulai 2025 siswa kelas akhir di SMA/SMK akan menjadi angkatan pertama yang mengikuti TKA secara nasional. Rencananya, asesmen ini akan dilakukan setiap akhir tahun pelajaran, khususnya bagi siswa:
- Kelas 6 SD,
- Kelas 9 SMP,
- Kelas 12 SMA/SMK.
Ketiga jenjang ini dipilih karena merupakan titik transisi menuju tahap pendidikan berikutnya.
Baca Juga:
Cara Login ke Web TKA: Panduan Lengkap
Mata Pelajaran yang Diujikan
TKA disusun berdasarkan jenjang pendidikan dan karakteristik materi yang sesuai. Jumlah dan jenis mata pelajaran yang diujikan berbeda antara SD, SMP, dan SMA/SMK.
1. Jenjang SD dan SMP
Pada dua jenjang ini, TKA hanya mencakup dua mata pelajaran utama:
- Bahasa Indonesia — untuk menilai kemampuan membaca, memahami teks, dan bernalar secara verbal.
- Matematika — untuk mengukur kemampuan numerik, logika, dan pemecahan masalah.
Kedua mapel ini dianggap paling mendasar karena mencerminkan literasi dan numerasi, dua kemampuan inti yang menjadi fokus pendidikan nasional saat ini.
2. Jenjang SMA/SMK
Untuk jenjang menengah atas, TKA lebih kompleks. Ada lima mata pelajaran yang diujikan, meliputi:
- Bahasa Indonesia,
- Bahasa Inggris,
- Matematika,
- Pilihan Mata Pelajaran 1,
- Pilihan Mata Pelajaran 2.
Dua mata pelajaran pilihan ini disesuaikan dengan jurusan siswa, misalnya IPA, IPS, atau kejuruan tertentu di SMK. Dengan sistem ini, asesmen menjadi lebih relevan dan kontekstual terhadap bidang studi yang digeluti siswa.
Jenis Soal dan Kemampuan yang Diukur
TKA dirancang tidak hanya menguji ingatan, melainkan juga kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Soal-soal dalam TKA terbagi menjadi empat kategori utama:
1. Soal Verbal
Mengukur kemampuan memahami informasi tertulis, menganalisis argumen, dan menarik kesimpulan. Contoh: menafsirkan makna teks atau menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan.
2. Soal Numerik
Menilai kemampuan menghitung, berpikir logis, dan menginterpretasikan data angka. Contoh: menyelesaikan persoalan perbandingan, grafik, atau logika aritmetika.
3. Soal Logika
Menguji penalaran deduktif dan kemampuan membuat keputusan berdasarkan pola tertentu. Contoh: menyusun urutan logis dari pernyataan atau menentukan hubungan sebab-akibat.
4. Soal Spasial (Visual)
Mengukur kemampuan memvisualisasikan bentuk, pola, dan orientasi ruang. Contoh: soal gambar berputar, bentuk tiga dimensi, atau pola berulang.
Model ini menunjukkan bahwa TKA tidak sekadar menguji “apa yang dihafal,” tetapi “bagaimana siswa berpikir.”
Mengapa TKA Penting Diterapkan?
Implementasi TKA memiliki sejumlah alasan kuat yang berkaitan dengan visi pendidikan nasional:
1. Menguatkan Literasi dan Numerasi
Dua kemampuan ini merupakan pondasi dari semua bidang ilmu. TKA memastikan siswa tidak hanya tahu teori, tetapi juga mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata.
2. Menilai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
TKA menjadi jembatan dari sistem pendidikan yang menilai hafalan menuju sistem yang menilai kompetensi.
3. Sebagai Bahan Refleksi Sekolah
Sekolah bisa menggunakan hasil TKA untuk memperbaiki strategi pengajaran, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan merancang program remedial berbasis data.
4. Mendorong Pemerataan Pendidikan
Dengan pemetaan nasional, pemerintah dapat mengetahui daerah mana yang tertinggal dan memerlukan intervensi kebijakan lebih lanjut.
Hubungan TKA dengan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi
Di tingkat SMA, hasil TKA juga berpotensi menjadi bagian dari sistem seleksi masuk perguruan tinggi. Jika sebelumnya siswa mengikuti SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes), maka TKA bisa melengkapi jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi).
Dengan kata lain, TKA dapat menjadi alat ukur prestasi akademik yang objektif untuk menilai kesiapan siswa kuliah, terutama bagi mereka yang diterima tanpa tes tulis konvensional. Pendekatan ini membantu universitas menilai calon mahasiswa berdasarkan potensi akademik, bukan hanya nilai rapor.
Strategi Menghadapi TKA: Bukan Sekadar Menghafal
Karena fokus TKA adalah kemampuan berpikir, bukan sekadar pengetahuan faktual, maka cara belajar siswa pun harus berubah. Berikut strategi yang bisa diterapkan:
- Latih logika dan penalaran: Biasakan mengerjakan soal cerita dan soal berpola.
- Perkuat kemampuan membaca: Banyak membaca teks informatif dan memahami maknanya.
- Kembangkan kemampuan numerik: Jangan hanya menghafal rumus, tetapi pahami konsep dasarnya.
- Biasakan diskusi dan berpikir terbuka: Latihan argumentasi membantu membangun kemampuan berpikir kritis.
Dengan latihan terarah, siswa akan lebih siap menghadapi TKA tanpa merasa terbebani.
Dampak Positif TKA bagi Sistem Pendidikan
Penerapan TKA membawa sejumlah dampak positif jangka panjang:
- Bagi siswa: Memberi pengalaman asesmen yang lebih adil dan menantang.
- Bagi guru: Menjadi bahan refleksi pembelajaran di kelas.
- Bagi sekolah: Menyediakan data konkret untuk evaluasi mutu pendidikan.
- Bagi pemerintah: Menjadi dasar kebijakan berbasis data pendidikan nasional.
Selain itu, TKA juga menjadi jembatan antara kurikulum Merdeka Belajar dan sistem asesmen modern yang menekankan kompetensi, bukan sekadar nilai akhir.
Kesimpulan
Jadi, Tes Kemampuan Akademik (TKA) itu adalah langkah nyata menuju sistem pendidikan yang lebih berpihak pada pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dengan model soal yang berorientasi pada Higher Order Thinking Skills (HOTS), TKA diharapkan menjadi alat ukur yang adil, adaptif, dan relevan dengan tantangan zaman.
TKA bukan sekadar ujian, tetapi bagian dari perubahan paradigma pendidikan nasional, dari menilai hasil menjadi menilai proses berpikir. Melalui asesmen ini, sekolah, guru, dan siswa dapat bersama-sama memahami posisi mereka dalam peta pembelajaran nasional, sekaligus mempersiapkan diri menuju jenjang pendidikan berikutnya dengan lebih matang.
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Apakah TKA sama dengan Asesmen Nasional (AN)?
Tidak. AN menilai kualitas sekolah secara keseluruhan, sedangkan TKA menilai kemampuan akademik siswa secara individu.
2. Apakah TKA menentukan kelulusan siswa?
Tidak. Hasil TKA tidak digunakan untuk menentukan kelulusan, tetapi untuk pemetaan kemampuan dan seleksi masuk jenjang berikutnya.
3. Siapa yang wajib mengikuti TKA?
Siswa kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA/SMK yang berada pada tahun pelaksanaan asesmen.
4. Bagaimana bentuk soal TKA?
Soal TKA berbentuk pilihan ganda dan berbasis komputer, dengan fokus pada kemampuan verbal, numerik, logika, dan spasial.
5. Apakah nilai TKA memengaruhi peluang masuk perguruan tinggi?
Ya, di jenjang SMA, hasil TKA dapat menjadi salah satu komponen penilaian dalam jalur prestasi atau SNBP.
6. Apakah TKA menggantikan Ujian Nasional sepenuhnya?
Tidak langsung. TKA lebih berperan sebagai asesmen kompetensi, bukan pengganti mutlak UN, namun menjadi bagian dari sistem evaluasi baru.
7. Bagaimana cara mempersiapkan diri menghadapi TKA?
Fokuslah pada pemahaman konsep, latihan soal berbasis penalaran, dan pembiasaan berpikir kritis bukan sekadar menghafal.
8. Apakah ada remedial jika nilai TKA rendah?
Tidak dalam bentuk ujian ulang, tetapi sekolah dapat memberikan tindak lanjut berupa bimbingan atau pembelajaran tambahan.