Download Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Indonesia SD Fase A, B, dan C

Blog Administrasi Sekolah - Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka, banyak perubahan mendasar yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah kehadiran dokumen Capaian Pembelajaran (CP) sebagai acuan utama guru dalam merancang pembelajaran. Bagi pendidik di jenjang sekolah dasar, CP Bahasa Indonesia memegang peran vital. Bahasa Indonesia bukan hanya mata pelajaran inti, tetapi juga sarana berpikir, berkomunikasi, dan memahami ilmu lain.

Dalam praktik sehari-hari, guru tentu membutuhkan panduan yang jelas agar proses belajar mengajar tidak keluar dari jalur. Di sinilah fungsi CP yaitu memberikan arah, target, sekaligus tolok ukur kemampuan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap fase belajar.

Apa Itu Capaian Pembelajaran (CP)?

Sederhananya, Capaian Pembelajaran adalah deskripsi kompetensi yang wajib dikuasai peserta didik pada akhir setiap fase pendidikan. Untuk tingkat sekolah dasar, fase tersebut dibagi menjadi:

  1. Fase A (kelas 1–2)
  2. Fase B (kelas 3–4)
  3. Fase C (kelas 5–6)

Artinya, CP bukan ditetapkan per tahun ajaran, melainkan per fase. Model ini memberi fleksibilitas kepada guru. Jika di satu tahun ajar ada hambatan, guru masih bisa mengatur strategi karena target pencapaiannya berlaku untuk periode 2–3 tahun.

Dengan memahami CP, guru tidak lagi bingung menentukan arah pembelajaran. Ia tahu persis kompetensi apa yang harus dimiliki siswa sebelum naik ke fase berikutnya.

Isi Dokumen CP Bahasa Indonesia SD

Kalau kita buka dokumen resmi Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Indonesia jenjang SD, ada pola isi yang konsisten di setiap fase. Dokumen ini tidak sekadar daftar kompetensi, tapi panduan utuh yang memberi arah pembelajaran dari kelas 1 sampai kelas 6. Isinya antara lain: rasional dan tujuan mata pelajaran, elemen keterampilan berbahasa, serta rincian capaian per elemen di akhir fase.

1. Struktur yang Selalu Ada di Setiap Fase

  • Rasional dan tujuan mata pelajaran. Bagian ini menjelaskan kenapa Bahasa Indonesia penting dipelajari, apa perannya dalam membentuk pelajar yang kritis, kreatif, komunikatif, sekaligus berkarakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
  • Elemen keterampilan. Empat elemen utama selalu muncul seperti menyimak, membaca & memirsa, berbicara & mempresentasikan, serta menulis. Masing-masing dijabarkan dengan deskripsi yang memandu guru dalam menurunkan tujuan pembelajaran harian.
  • Capaian akhir fase. Di sini tertulis kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa sebelum naik ke fase berikutnya. Inilah yang jadi tolok ukur guru saat melakukan asesmen.

2. Progres Keterampilan di Setiap Fase

  • Fase A (kelas 1–2). Fokus pada fondasi literasi yaitu mengenal huruf, membaca teks sederhana, merespons percakapan dengan santun, dan menulis kalimat pendek tentang hal-hal dekat dengan kehidupan anak seperti diri, keluarga, atau lingkungan sekitar.
  • Fase B (kelas 3–4). Mulai menajamkan kemampuan yaitu siswa dituntut bisa menemukan ide pokok dalam bacaan, memperluas kosakata, aktif berdiskusi, mempresentasikan informasi sederhana, dan menulis teks dengan kalimat beragam serta kaidah kebahasaan yang makin rapi.
  • Fase C (kelas 5–6). Tekanannya lebih tinggi yaitu siswa membaca lancar dan kritis, mampu menafsirkan informasi tersurat maupun tersirat, berpartisipasi dalam diskusi dengan argumen yang logis, menulis beragam jenis teks (narasi, eksposisi, deskripsi, prosedur, persuasif), serta mulai membiasakan diri membaca untuk kesenangan dan pengayaan diri.

3. Penekanan Khusus Tiap Fase

  • Fase A: Diperkenalkan pendekatan *pedagogi genre* (tahap penjelasan, pemodelan, pembimbingan, hingga pemandirian). Literasi dipandang bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi praktik sosial yang erat kaitannya dengan pembentukan Profil Pelajar Pancasila.
  • Fase B: Tujuan pembelajaran menyoroti keterampilan abad ke-21 seperti komunikasi efektif, berpikir kritis dan kreatif, kolaborasi, serta pengenalan literasi digital.
  • Fase C: Siswa diajak menguatkan kemampuan bernalar kritis, kreativitas, kebiasaan membaca, serta menyampaikan gagasan yang runtut dan bertanggung jawab, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat kebinekaan global.

Mengapa Guru Perlu Memahami CP?

Banyak guru yang masih terjebak pada pola lama: mengandalkan silabus atau buku teks tanpa benar-benar memahami arah besar kurikulum. Padahal, CP adalah fondasi utama Kurikulum Merdeka. Ada beberapa alasan mengapa guru wajib memahaminya:

1. Menjadi Acuan Penyusunan ATP dan Modul Ajar

Dari CP, guru akan menurunkan Tujuan Pembelajaran (TP) yang lebih spesifik, lalu menyusunnya ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Tanpa CP, ATP sulit dirancang.

2. Mengukur Progres Siswa

Guru dapat membandingkan kemampuan siswa dengan target CP di fase tertentu. Misalnya, di akhir kelas 2, siswa diharapkan sudah mampu membaca teks sederhana dengan lancar. Jika belum, guru bisa segera memberi pendampingan tambahan.

3. Menjamin Kesinambungan Belajar

Karena CP berlaku per fase, guru kelas 3 dapat melanjutkan pembelajaran dari capaian yang sudah ditetapkan di kelas 2, bukan memulai dari nol. Hal ini membantu kesinambungan dan menghindari tumpang tindih materi.

Unduh Dokumen CP Bahasa Indonesia SD


Kabar baiknya, Bapak/Ibu guru tidak perlu mencari ke sana kemari. Dokumen resmi CP Bahasa Indonesia SD dapat diakses langsung melalui tautan berikut:

  1. Download Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Fase A
  2. Download Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Fase B
  3. Download Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Fase C

Ketiga dokumen ini berbentuk file word yang isinya bisa dijadikan referensi utama dalam menyusun perangkat ajar. Bapak/Ibu cukup mengunduh, mempelajari, lalu mengadaptasi sesuai konteks kelasnya masing-masing.

Apa yang Bisa Dilakukan Guru Setelah Mengunduh CP?

Mendapatkan dokumen CP baru langkah awal. Berikut langkah lanjutan yang sebaiknya dilakukan guru:

1. Membaca dan Memahami Secara Menyeluruh

Jangan hanya membaca ringkasan. Pahami deskripsi lengkap di setiap fase agar tahu arah besar pembelajaran.

2. Mengidentifikasi Kata Kunci

Dari CP, tandai kata kerja utama seperti “menjelaskan”, “membandingkan”, atau “menyusun”. Kata-kata ini bisa dijadikan dasar untuk merumuskan TP.

3. Menyusun ATP dan Modul Ajar

Setelah TP terbentuk, susun alurnya menjadi ATP. Kemudian, kembangkan menjadi modul ajar dengan aktivitas pembelajaran yang sesuai.

4. Menyesuaikan dengan Kondisi Siswa

Ingat, CP adalah standar minimal. Guru boleh menambahkan aktivitas lain sepanjang mendukung capaian siswa.

Penutup

Dokumen Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Fase A, B, dan C ibarat kompas bagi guru. Ia menunjukkan arah, memastikan langkah tidak salah, sekaligus memberi kepastian bahwa siswa mencapai kompetensi minimal yang diharapkan.

Mengunduh dokumen CP hanyalah awal. Tugas terpenting ada pada penerapan di kelas: bagaimana guru menerjemahkan dokumen resmi itu menjadi kegiatan belajar yang menyenangkan, bermakna, dan sesuai dengan kebutuhan anak.

Pada akhirnya, CP bukan sekadar regulasi, tetapi pijakan untuk mencetak generasi muda Indonesia yang literat, kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apa perbedaan CP dan TP?

Capaian Pembelajaran (CP) adalah target kompetensi luas yang harus dicapai siswa di akhir fase (1–3 tahun). Sementara Tujuan Pembelajaran (TP) adalah sasaran kecil yang dirumuskan guru untuk dicapai dalam 1–2 pertemuan, sebagai langkah menuju CP.

2. Mengapa guru SD perlu memahami CP Bahasa Indonesia?

Karena CP menjadi acuan utama dalam menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), modul ajar, dan penilaian. Dengan CP, guru tahu arah kompetensi yang harus dicapai siswa dan bisa menyesuaikan strategi mengajar sesuai kebutuhan.

3. Apa yang ditekankan di setiap fase?

  • Fase A (kelas 1–2): fondasi literasi, membaca teks sederhana, menulis kalimat pendek.
  • Fase B (kelas 3–4): memahami ide pokok bacaan, memperluas kosakata, aktif berdiskusi.
  • Fase C (kelas 5–6): membaca kritis, menafsirkan teks, menulis berbagai jenis teks yang lebih kompleks.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url