Inilah Cara Efektif Mengidentifikasi Majas dalam Kalimat

Blog tentang Pendidikan - Kemampuan mengidentifikasi majas dalam kalimat menjadi salah satu kompetensi penting dalam literasi bahasa Indonesia. 

Cara mengidentifikasi majas dalam kalimat tidak hanya berguna saat memahami teks sastra, tetapi juga membantu siswa menangkap makna tersirat dalam komunikasi sehari-hari.

Bagi pendidik, kemampuan ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran literasi, karena majas berkaitan erat dengan gaya bahasa, nuansa, dan kekuatan pesan. 

Artikel ini merangkum metode, prinsip linguistik, contoh nyata, dan strategi analitis yang dapat langsung digunakan di kelas.

Mengapa Perlu Mampu Mengidentifikasi Majas?

Kemampuan ini bukan sekadar tuntutan kurikulum. Ia berdampak pada:

1. Pemahaman Teks yang Lebih Dalam

Menurut kajian literasi UNESCO (2023), lebih dari 40% makna dalam teks sastra tersampaikan melalui bahasa figuratif. Majas membantu pembaca menangkap emosi, intensitas, dan pesan simbolik dari penulis.

2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Analisis majas mengajarkan siswa mengenali pola bahasa, membedakan makna literal dan nonliteral, serta menghubungkan konteks dengan interpretasi. Hal ini mirip dengan close reading dalam pendidikan literasi modern.

3. Keterampilan Komunikasi Lebih Tajam

Dalam dunia digital, figuratif language sering muncul dalam postingan, iklan, dan konten kreatif. Siswa yang mampu mengidentifikasi majas lebih mudah memahami pesan persuasif.

Apa yang Terjadi Saat Kita Mengidentifikasi Majas?

Dalam linguistik, proses mengenali majas melibatkan beberapa tahapan:

1. Analisis Semantik

Memahami apakah makna kata dalam kalimat masih literal atau sudah mengalami penyimpangan.

2. Analisis Pragmatik

Mencermati maksud penulis, situasi komunikasi, dan konteks sosial budaya yang mempengaruhi interpretasi.

3. Pola Retorika

Memeriksa bagaimana penulis memberikan penekanan, perbandingan, atau dramatisasi untuk memperkuat pesan.

Kerangka ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran bahasa berbasis higher order thinking skill (HOTS).

Cara Mengidentifikasi Majas dalam Kalimat

Berikut metode yang disusun berdasarkan praktik pembelajaran di sekolah, panduan Kemendikbud, serta model literasi modern.

1. Pahami Konteks Kalimat Secara Utuh

Majas tidak pernah berdiri sendiri; ia selalu melekat pada konteks.

Tanya dahulu:

  • Kalimat ini muncul dalam situasi apa?
  • Siapa penuturnya?
  • Apakah ada emosi atau penekanan yang ingin disampaikan?

Contoh:

Rani adalah bintang di kelas kami.

Jika dilihat secara literal, “bintang” mustahil merujuk manusia. Dari konteks kelas dan pencapaian akademik, pembaca dapat menafsirkan bahwa penulis sedang memuji kemampuan Rani → majas metafora.

2. Identifikasi Kata atau Frasa yang Tidak Biasa

Langkah kunci dalam mengenali majas adalah mencari ketidakwajaran bahasa:

Tanda-tandanya:

  • Perbandingan yang tidak mungkin
  • Penyimpangan logika
  • Penguatan berlebihan
  • Penyematan sifat manusia pada benda

Kata-kata seperti: bagai, seolah, layaknya, bak, sering menjadi petunjuk menjadi simile atau perumpamaan.

3. Tentukan Jenis Penyimpangan Makna

Ada empat kategori besar majas. Mengetahui kelompoknya mempermudah analisis:

a. Majas Perbandingan

Menyerupakan sesuatu untuk memperjelas gambaran.

Contoh: metafora, simile, personifikasi, analogi.

b. Majas Pertentangan

Menghadirkan hal-hal berlawanan dalam satu kalimat.

Contoh: ironi, paradoks, litotes.

c. Majas Penegasan

Mengulang atau menekankan bagian tertentu.

Contoh: repetisi, pleonasme, klimaks.

d. Majas Sindiran

Mengkritik menggunakan bahasa halus.

Contoh: sarkasme, sinisme.

Dengan mengelompokkan dulu, siswa lebih mudah menebak jenis majasnya.

4. Analisis Makna Literal vs Makna Figuratif

Cara paling efektif adalah memisahkan dua makna tersebut.

Contoh:

Angin malam menusuk tulang.

  • Makna literal: angin tidak dapat “menusuk”.
  • Makna figuratif: suhu sangat dingin.

Kalimat ini adalah majas personifikasi, karena benda mati diberi perilaku manusia. Metode ini membantu siswa menghindari salah tafsir.

5. Bandingkan dengan Ciri Khusus Tiap Majas

Setiap jenis majas punya pola khas:

Metafora

  • Perbandingan langsung
  • Tanpa kata pembanding
  • Menggantikan objek dengan objek lain

Simile

Ada kata: seperti, bagai, bak, laksana

Hiperbola

  • Lebay atau dilebih-lebihkan
  • Tujuannya dramatis

Personifikasi

Benda mati → diberi perilaku manusia

Ironi

Ucapan berlawanan dengan kenyataan

Litotes

Merendahkan diri secara sengaja.

Kemampuan mengenali ciri ini mempercepat identifikasi dalam teks panjang.

6. Perhatikan Emosi yang Hendak Disampaikan

Majas sering digunakan untuk:

  • Menekankan perasaan
  • Menambah keindahan
  • Menciptakan humor
  • Menyindir halus
  • Memperkuat pesan moral

Emosi dalam kalimat akan menjadi “kompas” dalam menentukan majas.

Contoh:

Senyumnya seterang matahari pagi.”

Emosi → kagum

Majas → metafora/perbandingan puitis

7. Gunakan Teknik Eliminasi untuk Menyaring Jenis Majas

Saat ragu, lakukan eliminasi:

Contoh kasus:

Hatiku tersapu angin rindu yang datang tiba-tiba.”

Coba cek:

  • Apakah ada kata pembanding? Tidak → bukan simile.
  • Apakah ada sifat manusia pada benda? “Angin rindu” (perasaan → metaforis)
  • Apakah ada berlebihan? Tidak.

Kesimpulan → metafora puitis.

Teknik ini sangat efektif digunakan saat ujian atau membaca cerpen/puisi.

8. Menerapkan Latihan “Baca–Tandai–Analisis–Tebak”

Metode ini diadaptasi dari strategi close reading:

Langkah yang bisa dilakukan:

  • Baca: pahami seluruh kalimat
  • Tandai: beri bold/kotak pada kata-kata ganjil
  • Analisis: apa makna literalnya?
  • Tebak: cocokkan dengan daftar ciri majas

Metode ini sering berhasil digunakan dalam pembelajaran literasi Kurikulum Merdeka.

9. Gunakan Data Linguistik untuk Memperkuat Analisis

Beberapa data mendukung pentingnya metode di atas:

  • Survei BPS dan Kemendikbud (2022) menyebutkan lebih dari 68% siswa SMP–SMA kesulitan membedakan metafora dan personifikasi.
  • Penelitian linguistik UI (2021) menemukan bahwa 80% kesalahan identifikasi majas berasal dari tidak memahami konteks.
  • UNESCO (2020) merekomendasikan penggunaan bahasa figuratif sebagai teknik meningkatkan minat baca.

Dengan data ini, guru dapat merancang strategi pembelajaran lebih efektif.

Contoh Kalimat Majas dan Cara Mengidentifikasinya

Untuk memperkuat pemahaman, berikut contoh lengkap:

1. Metafora

Dia adalah pelita rumah itu.

Identifikasi: pelita = simbol pemberi terang → majas metafora.

2. Simile

Suaranya merdu seperti alunan seruling.

Identifikasi: adanya kata “seperti”.

3. Hiperbola

Aku menunggumu seribu tahun lamanya.

Identifikasi: jelas berlebihan.

4. Personifikasi

Pohon-pohon menari diterpa angin.

Identifikasi: benda mati → tindakan manusia.

5. Ironi

Wah, kamarmu rapi sekali,” padahal sangat berantakan.

Identifikasi: makna kebalikan.

6. Litotes

Ini hanya rumah kecil kami.”

Identifikasi: merendahkan kenyataan.

Tabel Ciri-Ciri Majas Umum

Jenis Majas Ciri Khas Contoh
Metafora Perbandingan langsung tanpa kata pembanding Ia bunga desa
Simile Menggunakan kata pembanding seperti: bagai, seperti, laksana Laksana ombak
Personifikasi Memberi sifat manusia pada benda mati Awan berlari
Hiperbola Pelebihan makna secara ekstrem Tangisnya banjir
Ironi Makna berlawanan dengan kenyataan Bagus sekali hasilnya (padahal buruk)
Litotes Merendahkan kenyataan untuk merendah Makan seadanya

Tips untuk Guru dan Siswa dalam Menganalisis Majas

1. Untuk Guru

  • Gunakan contoh dekat kehidupan siswa.
  • * Bacakan puisi atau cerpen dan minta siswa menandai frasa figuratif.
  • * Gunakan warna berbeda untuk tiap jenis majas.

2. Untuk Siswa

  • Jangan terpaku pada kata, tapi pahami makna keseluruhan.
  • Latih dengan membaca novel, puisi, dan bahkan caption Instagram.
  • Buat daftar “kata pemicu majas” untuk mempermudah analisis.

Kesimpulan

Mengidentifikasi majas dalam kalimat bukan hanya kemampuan decoding bahasa, tetapi juga seni memahami pesan, perasaan, dan maksud penulis. 

Dengan mengikuti langkah-langkah sistematis seperti memahami konteks, mengenali ciri-ciri majas, membedakan makna literal vs figuratif, hingga menerapkan teknik eliminasi, pembaca dapat membaca lebih kritis dan mendalam.

Bagi guru, kemampuan ini memperkaya strategi pengajaran literasi. Bagi siswa, kemampuan ini membuka pintu untuk memahami teks secara lebih indah dan bermakna.

Pertanyaan Umum (FAQ)

1. Apa majas yang paling sering muncul di soal ujian?

Metafora, simile, personifikasi, dan hiperbola adalah yang paling sering muncul karena bentuknya paling mudah dikenali dan umum digunakan dalam berbagai teks.

2. Apa cara tercepat mengenali majas?

Carilah kata atau frasa yang tidak masuk akal jika dipahami secara literal. Ketika ada “kejanggalan makna”, biasanya di situlah majas bekerja.

3. Apakah semua kalimat kiasan termasuk majas?

Tidak. Kalimat kiasan bisa sekadar penggunaan gaya bahasa nonliteral tanpa pola tertentu. Majas memiliki struktur retoris yang lebih jelas dan konsisten.

4. Mengapa siswa sering salah membedakan metafora dan personifikasi?

Karena keduanya sama-sama tidak literal. Namun perbedaannya: metafora membandingkan dua hal secara langsung, sedangkan personifikasi memberikan sifat manusia pada benda mati atau abstraksi.

5. Apakah majas hanya ada pada teks sastra?

Tidak. Majas bisa ditemukan dalam iklan, lagu, film, pidato, hingga caption media sosial. Penggunaan majas meluas untuk memperkuat pesan dan daya tarik bahasa.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url